LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PERTANIAN
“Morfologi
Mikroba Selain Bakteri”
NAMA : LA ODE FIRMAN
STAMBUK : D1 B1 13 065
KELAS : B
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat sekarang ini, dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan maka semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa
yang terdapat dialam sampai pada mikroorganisme yang tak dapat dilihat dengan
mata telanjang atau berukuran kecil. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan
mikrobiologi. Para peneliti mulai mencaritahu akan apa yang terkandung
pada mikroorganisme tersebut. Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini,
tentunya menggunakan tehnik atau cara-cara khusus untuk mempelajarinya serta
bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat
maupun sifat dan karakteristiknya.
Fungi adalah mikroba berbentuk benang, multiseluler, tidak
berklorofil, sel tidak mengalami deferensiasi menjadi jaringan. Kelompok fungi adalah
cendawan/kapang, khamir, dan jamur. Fungi tergolong gumicota dan dapat
dibedakan atas kelasnya yaitu omycetes, zygomycetes, basidiomycetes, dan deutromycetes
yang merupakan cendawan tingkat tinggi dari semua golongan diatas.
Oleh karena itu dengan percobaan atau
kegiatan praktikum yang kami lakukan dengan judul “Morfologi Mikroba Selain Bakteri”,
agar praktikan dapat
mengetahui morfologi mikroba selain
bakteri seperti fungi.
B. Tujuan dan
Kegunaan
Tujuan
dari praktikum ini yaitu untuk untuk
melihat beberapa bentuk mikroba selain bakteri seperti fungi.
Kegunaan dari praktikum
ini yaitu agar praktikan dapat memembedakan
antara bentuk fungi dengan bakteri
II. TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi
mikroba selain bakteri yaitu fungi, khamir, atau morfologi yeast, morfologi
alga, dan morfologi protozoa. Fungi adalah mikroba berbentuk benang,
multiseluler, tidak berklorofil, sel tidak mengalami deferensiasi menjadi
jaringan. Fungi berbentuk koloni dengan benang-benang yang disebut misellium (Michael, 2005).
Fungi tingkat
tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa benang tunggal
atau bercabang – cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan
yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai
miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da tidak berfilamen
(Ita Trie 2012).
Jamur uniseluler
misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula
dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe
dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam
amino. Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler,
sama seperti pada bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim
pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul
kompleks menjadi molekul-molekul sederhana. (Syamsuri 2004).
Jamur adalah suatu kelompok jasad hidup yang
menyerupai tumbuhan karena mempunyai
dinding sel, tidak
bergerak, berkembang biak
dengan spora, tetapi tidak mempunyai klorofil. Jamur tidak mempunyai akar, batang, daun dan
sistem pembuluh seperti
pada tumbuhan tingkat
tinggi. Umumnya jamur berbentuk
benang, bersel banyak,
dan semua bagian
jamur tersebut memiliki potensi
untuk tumbuh. Setiap
lembar benang disebut
hifa, dan kumpulan hifa dinamakan
miselium. Diameter hifa berkisar antara 0,5
– 100 mikron atau lebih (Rukmana,
2009).
Jamur merupakan
golongan organisme yang
penting dari golongan-golongan populasi dalam tanah,
tersebar secara luas. Terkadang
bentuk jamur
tertentu merupakan karaktristik
dari suatu tipe
tanah sebagai medium
alami. Jamur sangat sensitif
terhadap tanah-tanah kering,
sehingga pada tanah yang
kering kandungan fungi (jamur)
lebih sedikit (Sutejo, 2011).
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Tempat dan Waktu
Praktikum ini bertempat di laboratorium Agroteknologi Unit Boteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo
pada hari Rabu, 12 November 2014, pukul 15.30 WITA sampai selesai.
B.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah
mikroskop cahaya, kaca preparat, kaca penutup, tisu kering, dan jarum
ose.
Bahan
yang digunakan yaitu biakan murni
fungi, larutan lactofenol, alkohol dan aquades.
C. Prosedur Praktikum
Morfologi Fungi :
1. Membersihkan kaca benda dengan alkohol sampai bebas
lemak dan debu, kemudian menetesi dengan larutan lactofenol pada bagian tengah.
2. Mengambil sedikit biakan fungi dengan jarum ose secara
aseptik dan letakan diatas kaca benda dan diberi dengan lactofanol.
3. Menutup dengan kaca penutup.
4. Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah
lalu dengan perbesaran sedang.
5. Menggambar dan beri keterangan lengkap tentang:
-
Bentuk hifa.
-
Spora
(Sporangiospora, konidia, artospora, oospora, zygospora, askospora,
basidiospora).
-
Dasar badan buah
(kalumela, visikula).
-
Tangkai
pendukung badan buah (sporangiiofora, konidiofora).
-
Bentuk khusus
seperti stolon, rhizoid.
.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
B.
Pembahasan
Fungi
tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa benang tunggal
atau bercabang – cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan
yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai
miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da tidak berfilamen.
Pada praktikum ini,
pengamatan morfologi fungi ditujukan pada pengamatan fungi. Biakan yang diamati
adalah Fusarium Oxysforum dan Poytopthora Palmivora. Fusarium Oxysforum merupakan jenis fungi yang merupakan pathogen
yang berada pada tanaman tomat sedangkan Poytopthora Palmivora adalah cendawan.
Pada
hasil pengamatan morfologi mikroba selain bakteri dengan pembesaran 4x10
menggunakan cendawan Fusarium Oxysforum
(berwarna putih) dan cendawan Poytopthora
Palmivora (berwarna coklat) memiliki hasil yang
sama yaitu terdapat hifa atau benang-benang yang disebut miselium dan spora
yang berbentuk bundar atau bulan sabit.Hifa adalah struktur biologis
berupa berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetatifberbagai
fungiHifa
dapat dilihat bila telah membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni
pada bagian tubuh organism. Spora adalah satu atau beberapa sel (bisa haploid
ataupun diploid) yang terbungkus oleh lapisan pelindung berfungsi sebagai alat
persebaran.
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pembahasan di atas dapat di
simpulkan Fungi adalah mikroba berbentuk
benang, multiseluler, tidak berklorofil, sel tidak mengalami deferensiasi
menjadi jaringan. Fungi berbentuk koloni dengan benang-benang yang disebut
misellium. morfologi mikroba selain bakteri dengan
pembesaran 4x10 menggunakan cendawan fusarium oxysforum (berwarna putih) dan
cendawan phytopthora palmivora (berwarna coklat) memiliki hasil yang sama yaitu
terdapat hifa atau benang-benang yang disebut miselium dan spora yang berbentuk
bundar atau bulan sabit. Hifa adalah struktur biologis berupa berkas-berkas halus yang merupakan
bagian dari tubuh vegetatif berbagai fungi Hifa
dapat dilihat bila telah membentuk massa yang rapat dan
membentuk koloni-koloni pada bagian tubuh organism. Spora adalah satu atau
beberapa sel (haploid ataupun diploid) yang terbungkus oleh lapisan pelindung
berfungsi sebagai alat persebaran
B. Saran
Saran
saya yaitu pada saat berjalannya praktikum di harapkan pada asisten untuk
memerintahkan setiap masing-masing praktikannya untuk bekerja, agar parktikan
lebih memehami prosedur kerja yang di lakukan
DAFTAR PUSTAKA
Rukmana, 2009.
Analisis Mikrobiologi da Laboraorium. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Syamsuri
2004. Mikrobiologi
Umum. Universitas Muhammadiyah. Malang.
Sutejo,
2011. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Bandung.
Trie. Ita. 2012. http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi pengamatan-jamur.html.
diakses tanggal 13 November 2014