Jumat, 21 November 2014

Morfologi Mikroba Selain Bakteri



LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PERTANIAN
Morfologi Mikroba Selain Bakteri



 









NAMA           :      LA ODE FIRMAN
STAMBUK   :      D1 B1 13 065
KELAS          :      B


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2014




I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada saat sekarang ini, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat dialam sampai pada mikroorganisme yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang atau berukuran kecil. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Para peneliti mulai mencaritahu akan apa yang terkandung pada mikroorganisme tersebut. Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan tehnik atau cara-cara khusus untuk mempelajarinya serta bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat maupun sifat dan karakteristiknya.
Fungi adalah mikroba berbentuk benang, multiseluler, tidak berklorofil, sel tidak mengalami deferensiasi menjadi jaringan. Kelompok fungi adalah cendawan/kapang, khamir, dan jamur. Fungi tergolong gumicota dan dapat dibedakan atas kelasnya yaitu omycetes, zygomycetes, basidiomycetes, dan deutromycetes yang merupakan cendawan tingkat tinggi dari semua golongan diatas.
Oleh karena itu dengan percobaan atau kegiatan praktikum yang kami lakukan dengan judul “Morfologi Mikroba Selain Bakteri”, agar praktikan dapat mengetahui morfologi mikroba selain bakteri seperti fungi.


B. Tujuan dan Kegunaan
     Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk untuk melihat beberapa bentuk mikroba selain bakteri seperti fungi.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat memembedakan antara bentuk fungi dengan bakteri
















II. TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi mikroba selain bakteri yaitu fungi, khamir, atau morfologi yeast, morfologi alga, dan morfologi protozoa. Fungi adalah mikroba berbentuk benang, multiseluler, tidak berklorofil, sel tidak mengalami deferensiasi menjadi jaringan. Fungi berbentuk koloni dengan benang-benang yang disebut misellium (Michael, 2005).
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang – cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da tidak berfilamen (Ita Trie 2012).
Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan  asam amino. Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, sama seperti pada bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana. (Syamsuri 2004).
Jamur adalah suatu kelompok jasad hidup  yang  menyerupai tumbuhan karena mempunyai  dinding  sel,  tidak  bergerak,  berkembang  biak  dengan spora, tetapi tidak mempunyai klorofil.  Jamur tidak mempunyai akar, batang, daun  dan  sistem  pembuluh  seperti  pada  tumbuhan  tingkat  tinggi.  Umumnya jamur  berbentuk  benang,  bersel  banyak,  dan  semua  bagian  jamur  tersebut memiliki  potensi  untuk  tumbuh.  Setiap  lembar  benang  disebut  hifa,  dan kumpulan hifa dinamakan miselium. Diameter hifa berkisar antara 0,5    100 mikron atau lebih (Rukmana, 2009).
Jamur  merupakan  golongan  organisme  yang  penting  dari  golongan-golongan populasi dalam tanah, tersebar secara luas. Terkadang bentuk jamur tertentu merupakan  karaktristik  dari  suatu  tipe  tanah  sebagai  medium  alami. Jamur sangat sensitif  terhadap tanah-tanah  kering, sehingga pada tanah  yang
kering kandungan fungi (jamur) lebih sedikit (Sutejo, 2011).








III. METODE PRAKTIKUM
A.    Tempat dan Waktu
Praktikum ini bertempat di laboratorium Agroteknologi Unit Boteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo pada hari Rabu, 12 November 2014, pukul 15.30 WITA sampai selesai.

B.     Alat dan Bahan
     Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop cahaya, kaca preparat, kaca penutup, tisu kering, dan jarum ose.
Bahan yang digunakan yaitu biakan murni fungi, larutan lactofenol, alkohol dan aquades.

C.  Prosedur Praktikum
Morfologi Fungi :
1.      Membersihkan kaca benda dengan alkohol sampai bebas lemak dan debu, kemudian menetesi dengan larutan lactofenol pada bagian tengah.
2.      Mengambil sedikit biakan fungi dengan jarum ose secara aseptik dan letakan diatas kaca benda dan diberi dengan lactofanol.
3.      Menutup dengan kaca penutup.
4.      Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah lalu dengan perbesaran sedang.
5.      Menggambar dan beri keterangan lengkap tentang:
-          Bentuk hifa.
-          Spora (Sporangiospora, konidia, artospora, oospora, zygospora, askospora, basidiospora).
-          Dasar badan buah (kalumela, visikula).
-          Tangkai pendukung badan buah (sporangiiofora, konidiofora).
-          Bentuk khusus seperti stolon, rhizoid.
.













IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.           Hasil


 










B.     Pembahasan
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang – cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da tidak berfilamen.
Pada praktikum ini, pengamatan morfologi fungi ditujukan pada pengamatan fungi. Biakan yang diamati adalah Fusarium Oxysforum dan Poytopthora Palmivora. Fusarium Oxysforum merupakan jenis fungi yang merupakan pathogen yang berada pada tanaman tomat sedangkan Poytopthora Palmivora adalah cendawan.
Pada hasil pengamatan morfologi mikroba selain bakteri dengan pembesaran 4x10 menggunakan cendawan Fusarium Oxysforum (berwarna putih) dan cendawan Poytopthora Palmivora (berwarna coklat) memiliki hasil yang sama yaitu terdapat hifa atau benang-benang yang disebut miselium dan spora yang berbentuk bundar atau bulan sabit.Hifa adalah struktur biologis berupa berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetatifberbagai fungiHifa dapat dilihat bila telah membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian tubuh organism. Spora adalah satu atau beberapa sel (bisa haploid ataupun diploid) yang terbungkus oleh lapisan pelindung berfungsi sebagai alat persebaran.


                                                      V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat di simpulkan Fungi adalah mikroba berbentuk benang, multiseluler, tidak berklorofil, sel tidak mengalami deferensiasi menjadi jaringan. Fungi berbentuk koloni dengan benang-benang yang disebut misellium. morfologi mikroba selain bakteri dengan pembesaran 4x10 menggunakan cendawan fusarium oxysforum (berwarna putih) dan cendawan phytopthora palmivora (berwarna coklat) memiliki hasil yang sama yaitu terdapat hifa atau benang-benang yang disebut miselium dan spora yang berbentuk bundar atau bulan sabit. Hifa adalah struktur biologis berupa berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetatif berbagai fungi Hifa dapat dilihat bila telah membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian tubuh organism. Spora adalah satu atau beberapa sel (haploid ataupun diploid) yang terbungkus oleh lapisan pelindung berfungsi sebagai alat persebaran
B. Saran
Saran saya yaitu pada saat berjalannya praktikum di harapkan pada asisten untuk memerintahkan setiap masing-masing praktikannya untuk bekerja, agar parktikan lebih memehami prosedur kerja yang di lakukan


DAFTAR PUSTAKA
Rukmana, 2009.  Analisis Mikrobiologi da Laboraorium. Raja Grafindo Persada.  Jakarta
Syamsuri 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah. Malang.
Sutejo, 2011. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Bandung.
Trie. Ita. 2012. http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi pengamatan-jamur.html. diakses tanggal 13 November 2014